Dishub Surabaya

Loading

Sejarah

Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya memiliki peran penting dalam pengelolaan dan pengaturan sistem transportasi di ibu kota Provinsi Jawa Timur ini. Sejarah Dishub Surabaya tidak lepas dari perkembangan pesat kota Surabaya yang dimulai sejak masa penjajahan Belanda dan berlanjut hingga Surabaya menjadi kota metropolitan seperti sekarang.

Pada awal abad ke-20, Surabaya merupakan salah satu kota penting di Indonesia, terutama dalam aspek perdagangan dan transportasi. Kota ini menjadi pintu gerbang utama ke kawasan timur Indonesia. Pada masa itu, infrastruktur transportasi di Surabaya masih bergantung pada transportasi laut dan jalur kereta api yang menghubungkan Surabaya dengan kota-kota lain di Pulau Jawa. Seiring dengan perkembangan ekonomi dan jumlah penduduk yang terus meningkat, kebutuhan akan sistem transportasi yang lebih terorganisir menjadi semakin mendesak.

Perkembangan Awal:

Sejak masa pemerintahan kolonial Belanda, berbagai upaya mulai dilakukan untuk mengatur lalu lintas dan sistem transportasi di Surabaya. Pada tahun 1920-an, jalan-jalan utama di Surabaya mulai dibangun dan diperlebar untuk mendukung aktivitas perdagangan. Transportasi umum, seperti trem dan angkutan umum berbasis kendaraan roda dua, mulai diperkenalkan. Namun, pengaturan lalu lintas dan infrastruktur transportasi pada masa ini masih sangat terbatas dan belum terintegrasi dengan baik.

Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, Surabaya mulai mengalami perubahan pesat, baik dari segi penduduk maupun perkembangan infrastruktur. Pada 1950-an, dengan meningkatnya jumlah penduduk dan kendaraan pribadi, masalah kemacetan lalu lintas mulai muncul. Hal ini memunculkan kebutuhan untuk membentuk sebuah lembaga yang khusus mengelola masalah transportasi dan lalu lintas di kota Surabaya.

Pembentukan Dinas Perhubungan Surabaya:

Dinas Perhubungan Kota Surabaya resmi dibentuk pada tahun 1970-an, seiring dengan perkembangan pesat kota ini setelah menjadi pusat industri dan perdagangan di wilayah Jawa Timur. Dalam periode ini, Surabaya mulai mengembangkan sistem transportasi umum yang lebih modern, seperti bus kota dan angkutan pedesaan yang lebih terjangkau bagi masyarakat. Dishub Surabaya bertugas mengatur jalur angkutan umum, terminal, serta manajemen parkir dan lalu lintas di kota ini.

Pada tahun 1980-an, muncul berbagai inovasi dalam pengelolaan transportasi, seperti penerapan rambu lalu lintas dan pengaturan lampu merah yang lebih efisien. Dishub Surabaya juga mulai melakukan berbagai upaya untuk mengurangi kemacetan, antara lain dengan mendirikan terminal angkutan umum dan pembenahan jalur-jalur kendaraan umum yang lebih rapi.

Era Teknologi dan Modernisasi:

Memasuki era 2000-an, seiring dengan perkembangan teknologi informasi, Dishub Surabaya mulai mengadopsi sistem yang lebih modern, seperti penggunaan kamera pengawas (CCTV) untuk memantau arus lalu lintas dan penegakan hukum secara real-time. Penerapan sistem tiket digital dan layanan angkutan berbasis aplikasi juga mulai diperkenalkan. Dishub Surabaya semakin mengedepankan penggunaan teknologi dalam operasional transportasi publik untuk meningkatkan efisiensi dan kenyamanan pengguna angkutan umum.

Pada 2010-an, Dishub Surabaya juga mulai mengembangkan konsep transportasi berkelanjutan, dengan memperkenalkan kendaraan berbasis energi terbarukan seperti bus listrik untuk mengurangi emisi karbon di kota. Pembangunan jalur sepeda dan pedestrian juga mulai dirancang untuk memberikan alternatif transportasi yang ramah lingkungan bagi warga kota.

Dishub Surabaya dalam Masyarakat Kontemporer:

Saat ini, Dishub Surabaya terus berupaya mengoptimalkan pengelolaan transportasi dengan merancang sistem transportasi yang terintegrasi, aman, dan efisien. Beberapa inisiatif yang dijalankan termasuk peningkatan kualitas angkutan umum, pengembangan sistem transportasi berbasis digital, serta pengaturan lalu lintas yang adaptif terhadap kepadatan kendaraan di jam sibuk. Peningkatan sistem transportasi publik seperti Bus Rapid Transit (BRT) juga menjadi salah satu prioritas untuk mengurangi kemacetan dan meningkatkan mobilitas masyarakat.

Dalam beberapa tahun terakhir, dengan berkembangnya konsep smart city, Dishub Surabaya terus berupaya mengintegrasikan berbagai sistem transportasi dengan teknologi modern, seperti penggunaan aplikasi transportasi untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses informasi angkutan umum dan mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi. Penataan transportasi yang lebih berorientasi pada kenyamanan dan efisiensi, serta dukungan terhadap transportasi ramah lingkungan, menjadi fokus utama dalam program kerja Dishub Surabaya.

Kesimpulan:

Sejarah Dinas Perhubungan Kota Surabaya mencerminkan perjalanan panjang kota ini dalam mengelola masalah transportasi seiring dengan pesatnya perkembangan urbanisasi. Dari masa kolonial hingga Surabaya menjadi kota metropolitan yang modern, Dishub Surabaya berperan penting dalam menciptakan sistem transportasi yang lebih baik, efisien, dan ramah lingkungan untuk mendukung mobilitas warga kota. Dalam menghadapi tantangan masa depan, Dishub Surabaya terus berinovasi dengan mengintegrasikan teknologi untuk menciptakan sistem transportasi yang lebih terstruktur dan terjangkau bagi semua kalangan.